Jumat, 22 Maret 2013

Keterampilan Menjelaskan dalam Mengajar


Pengertian Keterampilan Menjelaskan
Keterampilan menjelaskan dalam pengajaran adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisir dengan sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan antara satu pesan dengan pesan yang lainnya, sehingga tercapailah suatu pemahaman yang diinginkan. Misalnya antara sebab dan akibat, definisi dengan contoh, atau dengan suatu yang belum diketahui.
Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. Pemberian penjelasan merupakan salah satu aspek yang penting dari kegiatan guru dalam berinteraksi dengan siswa di dalam kelas, dan biasanya guru lebih mendominasi pembicaraan dan mempunyai pengaruh atau dapat mempengaruhi siswa melalui penjelasan dan perkataan yang disampaikannya, sehingga terkadang siswa menuruti apa yang disampaikan oleh guru, dengan kata lain siswa mempercayai bahwa penjelasan dari guru itu benar,  misalnya dalam memberikan fakta, ide atau pendapat. Oleh karena itu, penjelasan guru haruslah tidak rancu di mana bisa mengakibatkan salah pengertian bagi siswa. Hal ini haruslah dibenahi untuk ditingkatkan keefektifannya agar tercapai hasil yang optimal dari penjelasan dan pembicaraan guru  sehingga bermakna bagi siswa.

Tujuan Memberikan Penjelasan 
  • Membimbing siswa untuk dapat memahami ilmu pengetahuan secara objektif dan bernalar.
  • Melatih siswa untuk senantiasa berkonsentrasi dalam menyimak penjelasan guru sehingga melibatkan mereka untuk berpikir sambil memecahkan masalah-masalah atau pertanyaan. 
  • Untuk mendapat respon dan umpan balik (feed back) siswa mengenai tingkat pemahamannya serta untuk mengatasi kesalahpahaman mereka.
  • Membimbing siswa untuk menghayati dan mendapat proses penalaran dengan menggunakan bukti-bukti dalam pemecahan masalah tersebut.

Alasan Perlunya Keterampilan Menjelaskan dikuasai oleh Guru  
  • Meningkatkan keefektifan pembicaraan agar benar-benar merupakan penjelasan yang bermakna bagi siswa karena pada umumnya pembicaraan lebih didominasi oleh guru daripada oleh siswa.
  • Kadangkala penjelasan yang diberikan oleh guru tidak jelas bagi murid, tetapi hanya jelas bagi guru itu sendiri. Mungkin disebabkan  karena gaya bahasa yang digunakan guru belum dapat dicerna atau dinalar oleh siswa atau tidak sesuai dengan tingkat perkembangan pemikiran mereka. Hal  ini tercermin dalam ucapan guru, “Penerangan Ibu sudah jelas, bukan?”. Oleh karena itu, kemampuan guru dalam mengenal atau menganalisis tingkat pemahaman siswa sangat dibutuhkan dan sangat penting dalam proses memberikan penjelasan. 
  • Tidak semua siswa dapat menggali atau memahami sendiri pengetahuan dari buku atau sumber lainnya. Oleh karena itu, guru perlu membantu menjelaskan hal-hal tersebut.
  • Kurangnya sumber yang tersedia yang dapat dimanfaatkan oleh siswa dalam memahami pelajaran. Guru perlu membantu siswa dengan cara memberikan informasi lisan berupa penjelasan yang cocok dengan materi yang diberikan. 

D. Macam-macam Teknik Menjelaskan 

1. Bertanya
            Guru biasanya memulai pelajaran dengan mengajukan pertanyaan. Pertanyaan ini sesuai dengan bahan atau materi yang akan disampaikan kepada siswa. Kadangkala pertanyaan juga dipandang sebagai pertanyaan dengan maksud agar perhatian siswa terpusat pada bahan pelajaran yang akan disampaikan, dan biasanya siswa jika dihadapkan dengan suatu pertanyaan mereka akan takut jika tidak bisa menjawabnya. Oleh karena itu, mereka akan selalu mengulangi bahan yang telah disampaikan untuk mempersiapkan diri jika suatu saat guru menanyakannya dalam kelas (saat berlangsungnya jam pelajaran).  
 
2. Penjelasan
              Tidak sepenuhnya pertanyaan dari guru dapat terjawab oleh siswa. Dengan berbagai teknik bertanya secara tidak langsung berarti siswa dapat memiliki sebagian bahan pelajaran yang akan diberikan oleh guru di kelas. Sehingga guru harus menjelaskan dengan memberikan keterangan   secukupnya terhadap sebagian lain pelajaran yang direncanakan. Contoh : "Di pegunungan, banyak sekali pepohonan, penduduknya sedikit dan udaranya segar, sedangkan di Jakarta pepohonan sedikit, penduduknya banyak dan udaranya kotor karena mobil-mobil dan mesin pabrik mengeluarkan udara kotornya. Sehingga udara terasa semakin panas dan kita menghirup udara kotor yang bisa menyesakkan pernapasan”.

3. Memberikan contoh
Pemahaman siswa terhadap konsep baru dapat ditingkatkan melalui pemberian contoh yang jelas dan nyata, yang dapat diambil dari kehidupan sehari-hari, yang mudah dicerna atau dipahami oleh siswa tersebut. Pemberian contoh yang dikaitkan dengan proses pengambilan kesimpulan dan dari pengambilan kesimpulan dikembangkan dengan contoh yang lebih dalam akan memberikan penjelasan yang efektif dan efisien. Sehingga memudahkan siswa dalam merangkaikan pikirannya untuk mencapai pemahaman yang mendalam.
Contoh :
“Semua benda-benda yang terbuat dari besi dapat ditarik oleh magnet. Paku, peniti dan anak kunci terbuat dari besi. Jadi, benda tersebut dapat ditarik oleh magnet. (cara induktif)
“Kertas lipat, sedotan plastik, dan pensil warna tidak dapat ditarik oleh magnet. Benda-benda tersebut bukan terbuat dari besi. Jadi, benda-benda yang tidak terbuat dari besi tidak dapat ditarik oleh magnet. (cara deduktif).

E. Komponen-komponen Keterampilan Menjelaskan 

1.      Merencanakan 
      Penjelasan yang diberikan guru perlu direncanakan dengan baik terutama yang berkenaan dengan isi pesan dan yang menerima pesan. Yang berkenaan dengan isi pesan atau materi meliputi penganalisisan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada  di antara unsur-unsur yang dikaitkan dan generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan. Misalnya, kita menganalisis tema dan sub tema yang akan dibicarakan kepada anak SD serta kemampuan-kemampuan yang ada pada program kegiatan belajar yang meliputi pengembangan bahasa,  daya pikir, keterampilan dan jasmani serta bagaimana hubungannya dengan tema dan sub tema yang akan dibicarakan. Mengenai yang berhubungan dengan yang menerima pesan (siswa) hendaknya diperhatikan hal-hal atau perbedaan-perbedaan pada setiap anak yang akan menerima pesan seperti usia,  jenis kelamin,  kemampuan,  latar belakang sosial,  bakat,  minat serta lingkungan belajar anak.
 
2.     Penyajian suatu penjelasan
        Penyajian suatu penjelasan dapat ditingkatkan hasilnya dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
  • Kejelasan : Penjelasan hendaknya diberikan dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa dan menghindari ucapan-ucapan seperti : ”ee”, ”aa”,  ”mm”,  ”kira-kira”,  ”umumnya”,  ”seringkali” dan istilah-istilah yang tidak dapat dimengerti oleh anak.
  • Penggunaan contoh dan ilustrasi : dalam memberikan penjelasan sebaiknya digunakan contoh-contoh yang ada hubungannya dengan sesuatu yang dapat ditemui siswa dalam kehidupan sehari-hari.
  • Pemberian tekanan : dalam memberikan penjelasan,  guru harus memusatkan perhatian siswa kepada masalah-masalah pokok dan mengurangi informasi yang tidak begitu penting. Dalam hal ini guru dapat menggunakan tanda atau isyarat lisan seperti “yang terpenting adalah” atau “perhatikan dengan baik anak-anak, yang ini agak sukar”.
  • Penggunaan balikan : “guru hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan pemahaman,  keraguan atau ketidakjelasan ketika penjelasan itu diberikan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan seperti : “apakah anak-anak mengerti dengan penjelasan Ibu tadi?” dan sebagainya. 


Prinsip-Prinsip Menjelaskan
Terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam memberikan suatu penjelasan, antara lain :
  1. Penjelasan dapat diberikan selama pembelajaran, baik di awal, di tengah maupun di akhir pembelajaran.
  2. Penjelasan harus menarik perhatian peserta didik dan sesuai dengan materi standar kompetensi dan kompetensi dasar.
  3. Penjelasan dapat diberikan untuk menjawab pertanyaan peserta didik atau menjelaskan materi standar kompetensi yang sudah direncanakan untuk membentuk kompetensi dasar dan mencapai tujuan pembelajaran.
  4. Materi yang dijelaskan harus sesuai dengan kompetensi dasar, dan bermakna bagi peserta didik. Penjelasan yang diberikan harus sesuai dengan latar belakang dan tingkat kemampuan peserta didik.